Jumat, 22 Juli 2011
Untuk Orang "Baik-Baik" (reblogged)
Saya bukan orang baik-baik. Saya penjahat. Hati saya bobrok-sebobroknya. Saya penuh dengan iri. Saya melakukan hal-hal bodoh, sering mengambil keputusan yang salah. Kadang saya tidak dapat mengasihi dengan baik. Lalu saya memaki, saya menusuk teman sendiri.
Dan banyak kesalahan, yang kalau saya jelaskan panjang lebar di sini kamu pasti tidak percaya kamu melakukannya. Lalu hari ini, ketika saya pulang dengan hati saya yang sedang tidak “baik-baik” ini, saya berpikir, kenapa sih semua orang selalu berlomba-lomba untuk menjadi “orang baik-baik”?
Kenapa menjadi baik itu adalah satu tujuan yang ingin orang-orang capai. Seakan setiap orang berlomba-lomba melakukannya, ibarat tukang motivator yang pekerjaannya adalah selalu memberi kata “baik-baik”, memotivasi, mengangkat tinggi-tinggi dan lain sebagainya.
Lalu tiba-tiba para tukang motivator itu membohongi hatinya sendiri, karena ternyata apa yang keluar dari mulutnya itu tidak sesuai dengan hatinya. Ia hanya berbohong di mulutnya supaya menyenangkan hati orang lain yang mendengarkannya pada saat itu.
Saya bukan orang baik. Saya tidak mau jadi “baik-baik” hanya untuk menyenangkan orang lain. Saya tidak mau ketika saya hidup saya hanya ingin mengejar sesuatu yang “baik-baik.” Apalagi ini: Saya tidak mau menjadi “baik-baik” lalu saya lupa apa itu menjadi jujur.
Jujur, hati saya sedang tidak enak. Dan saya akan mengatakannya dengan lantang kalau ada yang bertanya “apa kabar?” dengan jawaban “sedang tidak baik.” Loh, memangnya kenapa? hidup bukan hanya masalah mengejar yang "baik" bukan?
Hidup itu soal jujur.
Paling tidak jujurlah kepada hatimu sendiri.
Kalau suatu saat ada yang bertanya “apa kabar?” lalu jawabanmu adalah “baik-baik” mungkin, justru itulah saatnya kamu harus berbaikan dengan orang lain.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar